Minggu, 19 Juli 2009

Dalem Gandalangu


Lokasi Pura Dalem Gandalangu
Pura Dalem Gandalangu terletak di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Pakraman Tengkulak Kaja. Secara administratif, Desa Pakraman Tengkulak Kaja termasuk ke dalam wilayah Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Sebagai kawasan yang juga menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Gianyar maka akses jalan di Desa Pakraman Tengkulak Kaja secara umum dapat dikatakan cukup baik dan telah diaspal. Lokasi menuju Pura Dalem Gandalangu sudah dapat ditempuh dengan menggunakan alat transportasi modern, seperti mobil dan sepeda motor. Di samping itu, juga sudah ada alat transportasi umum berupa angkutan pedesaan.
Jarak Desa Pakraman Kemenuh dari Kota Denpasar kurang lebih berjarak 25 kilometer ke arah timur laut melalui jalur wisata, yaitu Batubulan, Celuk, Sukawati, Batuan, dan Mas, atau dari Batuan belok ke timur menuju Desa Kemenuh. Sementara itu, jarak dari Kota Gianyar adalah 6 kilometer ke arah barat melalui desa Bitra dan Bedulu. Petunjuk lain yang dapat digunakan untuk menuju lokasi Pura Dalem Gandalangu adalah objek wisata Goa Gajah. Mengingat objek wisata ini cukup terkenal, baik bagi kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Dari objek wisata Goa Gajah ini, jarak tempuh ke Desa Tengkulak Kaja hanya sekitar 600 meter ke arah barat. Wilayah Desa Pakraman Tengkulak Kaja memang masih termasuk dalam akses lalu lintas pariwisata, khusunya yang menghubungkan objek wisata Goa Gajah dengan kawasan wisata lainnya di Gianyar, yaitu daerah Tampaksiring dan Ubud.


Pura Dalem Gandalangu dan Ki Pasung Grigis
Sejarah Pura Dalem Gandalangu sampai sejauh ini masih misteri. Ketidakadaan catatan sejarah seperti, prasasti, purana, atau catatan lainnya menjadi salah satu penyebabnya. Namun demikian penelusuran terhadap sejarah pura ini dapat saja dilakukan dengan menganalisis cerita yang secara turun-temurun diyakini oleh masyarakat Tengkulak Kaja, walaupun tingkat kebenaran sejarahnya masih patut diragukan. Menurut cerita yang berkembang, sejarah berdirinya Pura Dalem Gandalangu berkaitan erat dengan Mahapatih sakti Baliaga, yakni Ki Pasung Grigis.
Sebagaimana diceritakan nusa Bali pada zaman dahulu sekitar tahun 1337 – 1343 Masehi diperintah oleh seorang raja yang bergelar Sri Gajah Waktra. Beliau disebut juga Gajah Wahana, Sri Tapoulung, atau Paduka Bhatara Sri Astasura Ratnabhumibanten. Berkedudukan di Batananyar di daerah Bedulu, dengan kerajaan disebut kerajaan Bedahulu. Paduka Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten adalah penerus atau keturunan dari Raja Sri Hyaning Hyang Adidewalencana (Saputra, 2006:11). Paduka Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten adalah seorang raja yang cerdas, bijaksana, bersikap adil sehingga negara menjadi aman, tentram, dan berkecukupan sandang pangan.
Konon, Paduka Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten adalah seorang raja penganut mashab Budha Bairawa. Diceritakan bahwa beliau sangat taat menjalankan dharma dan melaksanakan yadnya sehingga beliau dikasihi oleh Hyang Kuasa. Diceritakan bahwa beliau tekun memuja Bhatara di Gunung Agung, segala yadnya diselenggarakannya, semua parhyangan Ida Bhatara dipelihara dan di jaga. Beliau juga gemar dan tekun bertapa sehingga disebut dengan nama Sri Tapaulung atau Sri Tapoulung (orang yang unggul tapa-brata¬nya). Atas ketekunan beliau dalam menjalankan yadnya dan melakukan pertapaan maka Hyang Widhi berkenan memberi anugerah kepada Beliau kesaktian dan kekuatan.
Pada masa pemerintahan Paduka Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten, kerajaan Bedahulu adalah negara yang makmur dan sejahtera. Selain karena dipimpin oleh raja yang bijaksana dan sakti, kerajaan Bedahulu juga dikawal oleh patih-patih yang kuat dan sakti. Patih kerajaan Bedahulu tersebar di berbagai wilayah kerajaan, antara lain Ki Tunjung Tutur di Tianyar; Ki Tunjung Biru di Tenganan; Ki Tambyak di Jimbaran; Ki Girikmana di utara Gunung Agung; Ki Kopang di Sraya; Ki Buahan di Batur; Ki Walung Singkal di Taro; Ki Ularan di Tamblingan; Ki Karang Buncing di Blahbatuh; Ki Gudug Basur sebagai pengawal raja; Ki Kala Gemet sebagai pengawal raja. Semua tokoh-tokoh ini dikenal sangat handal dan tangguh sehingga kewibawaan kerajaan semakin besar. Di samping patih-patih tersebut, juga diangkat satu orang untuk menduduki jabatan sebagai patih agung. Patih agung kerajaan Bedahulu yang pertama adalah Ki Pasung Grigis (Saputra, 2006: 18).
Ki Pasung Grigis adalah putra dari Sri Empu Indra Cakru yang ber-pasraman di Puncak Bukit Gamongan (Lempuyang). Sri Empu Indra Cakru adalah putra Raja Masula-Masuli. Sri Empu Indra Cakru adalah seorang yang tekun memuja Hyang Widhi. Beliau melakukan pertapaan di gunung Semeru (Jawa) dan di puncak Gunung Lempuyang. Atas ketekunannya dalam bertapa, Sri Indra Cakru mendapatkan gelar Hyang Sidhimantra, berarti Beliau yang segala ucapannya bertuah. Tampaknya, pertapa menjadi pilihan Sri Empu Indra Cakru sehingga beliau menolak untuk menduduki tahta kerajaan di Bedahulu dan menyerahkan kepada adiknya Hyang Ning Hyang Adi Dewa Lancana (Saputra, 2006: 12). Pada masa pemerintahan Hyang Ning Hyang Adi Dewa Lancana inilah terjadi serangan dari kerajaan Singhasari ke Bali. Serangan tersebut berhasil mengalahkan Bali sehingga pemerintahan sementara dipegang oleh Rakryan Demung Sasabungalan dari Singosari, kemudian digantikan oleh putra beliau, yakni Kebo Parud. Setelah pemerintahan Kebo Parud, pemerintahan kembali dipegang oleh keturunan dari raja-raja Bali pada masa sebelumnya, yaitu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten yang berkuasa di Bedahulu, yang masih keturunan dari raja Hyang Ning Hyang Adi Dewa Lencana. Dengan demikian Ki Pasung Grigis dan Sri Asta Sura Bumi Banten masih memiliki hubungan darah, yakni sama-sama prati sentana dari Raja Masula-Masuli (Saputra, 2006: 13).
Terkait dengan Pura Dalem Gandalangu dijelaskan dalam Raja Purana Pasung Grigis bahwa Ki Pasung Grigis bertempat tinggal di Tengkulak. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti lokasi tempat tinggal (puri) Ki Pasung Grigis tersebut. Akan tetapi, masyarakat Tengkulak Kaja berkeyakinan bahwa tempat tinggal (puri) Ki Pasung Grigis tersebut berada di lokasi Pura Dalem Gandalangu sekarang. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa Pura Dalem Gandalangu, dulunya adalah puri milik Ki Pasung Grigis.